15 Gejala Muntaber – Penanganan dan Pencegahan
Muntaber adalah sebuah kondisi penyakit yang biasa kita
juga kenal sebagai muntah berak dan kondisi ini sama sekali tak dapat
dianggap enteng. Ketika penyakit ini datang dan dibiarkan begitu saja
tanpa segera ditangani, maka efeknya pun dapat menjadi lebih buruk dan
berbahaya. Banyak orang menyepelekan muntaber, padahal ada jumlah banyak
cairan yang berkurang dalam tubuh penderitanya sehingga bisa menjadi
parah.
Muntaber adalah jenis penyakit yang bisa menyerang siapa saja
terlepas dari daerah tempat tinggal mereka maupun usia mereka. Hanya
saja, memang benar bahwa muntaber lebih berpotensi untuk menjangkiti
anak-anak dan para lanjut usia. Biasanya muntaber ini disebabkan oleh
parasit, bakter dan virus yang menginfeksi, sehingga tidak akan
pilih-pilih target.
Bahkan muntaber bisa juga dipicu oleh makanan yang susah untuk
dicerna para manula dan anak-anak. Maka dari itu para lansia dan juga
anak-anak perlu hati-hati karena tingkat kerentanan dalam menderita
kehilangan cairan banyak cukup tinggi. Dan pada muntaber ini, kedua
golongan tersebut akan kehilangan cairan hanya dalam waktu singkat saja.
Muntaber sangat bahaya baik bagi anak maupun orang dewasa. Maka untuk
menanganinya secara tepat, kita perlu mengetahui setiap gejala
muntaber. Dengan mengetahui apa saja gejalanya, kita akan lebih tanggap
dan bisa melakukan penanganan sesegera mungkin tanpa mengabaikannya.
Karena mirip dengan
gejala diare, maka kita perlu melihat apa saja tanda seseorang terkena muntaber.
(Baca juga:
jenis penyakit menular)
1. Sakit Perut
Perut yang terasa sakit memang bisa dikarenakan banyak hal, baik itu
karena salah makan, terlalu kenyang, atau karena penyebab lainnya.
Penderita muntaber pun juga mengalami gejala sakit pada perut di mana
perut juga mengalami yang namanya mulas. Biasanya kebanyakan orang
kemudian mengira bahwa ini sakit perut atau
masuk angin biasa.
Rasa sakit di bagian perut tersebut juga bisa saja diduga menjadi gejala naiknya
asam lambung karena
telat makan. Atau bisa juga karena mengonsumsi sesuatu yang pedas atau
asam. Banyak kemungkinan memang, tapi masih ada juga gejala-gejala
lainnya yang diketahui juga turut menyertai rasa sakit perut yang
kembung ini.
2. Mual dan Muntah
Mual juga biasanya disebabkan oleh masuk angin atau bahkan karena
penyakit maag yang kambuh. Ketika asam lambung naik, ada kemungkinan
perut terasa mual dan rasanya ingin muntah atau bahkan bisa muntah. Mual
dan muntah yang menyertai sakit perut akan membuat seseorang merasa tak
nyaman.
Rasa mual yang terjadi bisa saja karena adanya bakteri yang telah
menginvasi bagian dalam tubuh kita, terutama pada perut. Kasus mual dan
muntah yang frekuensinya cukup sering dalam sehari perlu diperiksakan ke
dokter. Ini untuk meyakinkan apakah benar gejala dari muntaber atau ada
masalah kesehatan lainnya.
(Baca juga:
bahaya diare)
3. Sakit Kepala
Kepala yang tiba-tiba pusing dan bahkan berubah menjadi lebih
sering sakit kepala
juga perlu dicurigai. Sakit kepala dengan gejala-gejala lainnya yang
ada di atas memang masih merujuk pada kondisi masuk angin. Tapi tak ada
salahnya untuk pergi ke dokter dan memastikan kondisi apakah yang tengah
terjadi bila Anda merasakan ketidaknyamanan seperti itu secara
terus-menerus.
4. Demam
Pada penderita muntaber, demam juga bisa muncul sebagai gejala. Kalau
diperhatikan lagi, memang sakit kepala, mual serta muntah dan diikuti
dengan demam biasanya ada hubungannya juga dengan penyakit
flu.
Namun ketika suhu tubuh meningkat, ada juga kemungkinan-kemungkinan
penyakit lainnya, seperti demam berdarah. Maka memeriksakannya sedini
mungkin bakal lebih baik.
(Baca juga:
makanan untuk penderita diare)
5. Kram Perut
Ada lagi gejala yang cukup membuat tidak nyaman, yakni kram pada
perut di mana biasanya kondisi seperti ini dirasakan oleh para perempuan
yang tengah menstruasi. Apabila anak dan lansialah yang mengalami
gejala ini, memang sebaiknya diperiksakan langsung. Lebih baik langsung
ke dokter jika kram tersebut muncul berkali-kali menyertai rasa mual dan
muntah tadi.
Sponsors Link
6. Dehidrasi
Bahaya akibat kurang minum air putih yang
paling utama adalah dehidrasi dan kondisi ini bisa cukup membahaykan
penderitanya. Dehidrasi artinya adalah seseorang tengah mengalami yang
namanya kekurangan cairan. Bahkan dehidrasi yang sudah terlalu parah
juga bakal menyebabkan penderitanya demam tinggi.
(Baca juga:
makanan untuk penderita muntaber)
7. Tidak Selera Makan
Tidak nafsu makan dan sedikit minum dapat menjadi faktor dari
terjadinya dehidrasi tadi. Sedangkan untuk penurunan selera makan ini
sendiri dapat terjadi dikarenakan demam, mual, sakit perut dan muntah
yang terus-terusan. Ketika perut seseorang sakit dan terasa mual, nafsu
makan pun tidak akan ada.
Bahkan ketika di hadapannya adalah makanan favoritnya, ia tak akan
bisa makan banyak karena memang kehilangan nafsu makan. Hal ini perlu
menjadi perhatian bila tiba-tiba seseorang mengalami nafsu makan yang
berkurang dan disertai gejala-gejala di atas. Ketahui kondisi detilnya
dengan memeriksakan ke dokter.
8. Tubuh Lemas
Tentu sudah tak perlu heran lagi mengapa tubuh bisa menjadi lemas.
Ini ada kaitannya erat dengan penurunan nafsu makan tadi dan juga
dehidrasi. Tubuh selalu membutuhkan cairan dan bila cairan dari makanan
maupun minuman sangat sedikit yang masuk, tubuh tak mendapat cukup
energi.
Ketika tubuh menjadi sangat lemas dan
cepat lelah,
otomatis ini akan berimbas pada segala aktivitas yang dilakuna.
Mengerjakan segala kegiatan pun akhirnya tidak total dan maksimal karena
ketidaknyamanan yang dirasakan oleh tubuh. Periksakan diri ke dokter
sambil juga mencari
cara meningkatkan nafsu makan supaya tubuh tetap dapat mendapat asupan energi dan nutrisi yang cukup.
(Baca juga:
makanan untuk anak diare dan muntah)
9. Frekuensi Diare/Buang Air Besar Meningkat
Muntaber kerap dianggap sama dengan diare, namun sebenarnya diare
menjadi bagian dari gejala muntaber ini. Kondisi diare yang terlalu
sering ini jugalah yang menyebabkan seseorang dengan mudah mengalami
kekurangan cairan tubuh. Tanpa adanya makanan dan minuman cukup yang
masuk ke dalam tubuh, sementara buang air besar secara berkali-kali
efeknya tak akan bagus untuk tubuh.
Keadaan tersebut juga mendukung tubuh menjadi lebih lemas dari
biasanya. Demam dan sakit kepala pun sudah pasti tak akan bisa
terelakkan karena saat tubuh kurang tenaga, seseorang akan mudah pusing.
Diare ini bisa terjadi secara berkali-kali dikarenakan adanya bakteri
E. Coli yang menginfeksi.
Ada pula bakteri Shigella yang datangnya dari makanan yang
kebersihannya kurang terjaga dengan baik. Ketika bakteri mencoba
menginvasi dan bahkan memicu tubuh terinfeksi, maka sistem pencernaan
pun kinerjanya menjadi terganggu. Terganggunya sistem pencernaan ini
membuat penderitanya malas untuk makan karena makanan pun tak bisa
dicerna secara sempurna.
10. Berat Badan Turun
Turunnya berat badan penderita gejala muntaber sangat jelas
dikarenakan kekurangan cairan dan tenaga. Seperti ketika seseorang
melakukan diet, ia akan mengurangi porsi makanannya menjadi lebih
sedikit. Dengan demikian, berat badan pun akan turun, baik itu secara
perlahan atau drastis tergantung dari metode diet.
Pada penderita muntaber, jarangnya makanan dan minuman yang masuk ke
dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan berat badan yang cukup drastis.
Nafsu makan yang menurun dan tak kunjung kembali normal adalah penyebab
utamanya di sini. Belum lagi isi perut yang terus keluar saat diare,
tentu semakin membuat tubuh tak bertenaga dan tak berisi.
(Baca juga:
penyebab diare berkepanjangan)
11. Kulit Kurang Elastis
Bila kulit tiba-tiba menjadi kurang elastis alias tidak sekenyal
biasanya, Anda pun bisa mencurigainya. Potensi muntaber pada tahap ini
sudah begitu jelas, apalagi kalau ditambah dengan sejumlah gejala
lainnya yang sudah disebutkan. Kulit yang kehilangan elastisitasnya bisa
juga dikarenakan kurangnya cairan dan nutrisi, jadi secepatnya cobalah
untuk periksa sebelum muntaber lebih mengancam.
12. Wajah Lebih Tirus
Gejala di mana wajah kelihatan lebih kurus atau tirus juga merupakan
salah satu efek dari adanya penurunan berat badan dan kehilangan cairan
terlalu banyak. Kalau nafsu makan tak segera menjadi normal lagi, tak
hanya tubuh yang makin mengurus, tapi juga dari wajah pun akan kelihatan
sangat tirus dan layu serta kuyu. Dengan kondisi yang seperti ini akan
menambah kekhawatiran anggota keluarga karena penderita makin lesu saja
tak ada tenaga dan juga kurang nutrisi.
(Baca juga:
penyebab diare)
13. Jarang Buang Air Kecil
Walau diare atau buang air besar menjadi lebih sering dari biasanya,
justru ada yang berbeda di sini. Penderita yang mengalami gejala
muntaber malah mengalami frekuensi buang air kecil. Kalau biasanya Anda
cukup
sering buang air kecil
atau normal-normal saja, mengidap muntaber akan membuat Anda lebih
jarang ke kamar mandi untuk urusan berkemih. Ini karena di dalam tubuh
sendiri kurang cairan yang bisa dikeluarkan lewat urin.
14. Terganggunya Pola Tidur
Mengidap muntaber akan membuat pola tidur dari si penderita menjadi
kurang menentu. Rasanya akan tidak nyaman dengan rasa sakit di bagian
perut, dan juga tubuh yang begitu lemas. Bila ditambah dengan demam dan
meriang, maka sudah bisa dipastikan bahwa tidur pun tak akan senyenyak
biasanya. Itulah mengapa kondisi gejala ini perlu diperiksakan agar
secepatnya ditangani.
(Baca juga:
obat diare tradisional)
15. Sering Berhalusinasi
sponsored links
Pada beberapa kasus penderita muntaber, gejala sering berhalusinasi bukanlah karena
stres atau
depresi.
Ini lebih kepada kondisi di mana tubuh saking lemasnya, ditambah dengan
sakit kepala yang begitu menyiksa. Mengalami demam tinggi yang terus
naik dan tak kunjung mereda pun dapat menyebabkan seseorang mudah
berhalusinasi dan mengigau dalam istirahatnya. Untuk penanganan yang
benar, segera cek kesehatan ke dokter untuk mengobati gejala dari
muntaber ini.
(Baca juga:
penyebab disentri)
Cara Mengatasi Muntaber
Ketika gejala sudah begitu nampak, ada beberapa langkah yang bisa
kita lakukan untuk mengatasi gejala-gejalanya. Bahan-bahan alami pun
dapat menjadi pilihan karena lebih aman dan tradisional untuk
dikonsumsi.
Seperti halnya ketika diare yang parah, oralit dapat menjadi
penyelamat penderitanya, maka sebagai tindakan pengobatan awal, oralit
dapat diandalkan. Larutan ini pun cukup sederhana untuk dibuat sendiri,
dan bahkan sangat berguna dalam mencegah dehidrasi. Untuk membuatnya,
siapkan garam dapur sebanyak 1 gram.
Tak hanya garam yang kita butuhkan, tapi juga air matang sebanyak
200cc dan juga gula pasir 4 gram banyaknya. Masukkan dan campurkanlah
semua bahan tersebut hingga merata. Sesudah larutan oralit buatan
sendiri jadi, minumlah sebanyak 2-3 gelas, apalagi setiap sehabis
muntah. Larutan ini sangat baik untuk yang begitu banyak kehilangan
cairan sebelum akhirnya mendapat penanganan dari dokter.
Pernah dengar atau justru memiliki tanaman daun sembung di rumah?
Meski agak begitu kurang populer, daun ini begitu bermanfaat untuk
mengatasi gejala-gejala muntaber yang terjadi. Untuk mencegah gejala
semakin parah, rebuslah sekitar 5 lembar daun sembung (bagian pucuknya).
Rebuslah bersama dengan air sebanyak 2 gelas saja dan tunggu sampai
airnya benar-benar mendidih. Jangan lupa untuk membiarkannya sampai
tersisa sampai 1 gelas, barulah ramuan ini bisa dikonsumsi. Meminum
ramuan tradisional ini sehari 2 kali sampai muntaber membaik dan gejala
benar-benar memudar sangat dianjurkan. Kalau bisa ditangani dengan
pengobatan alami, tak perlu mengandalkan pengobatan medis.
(Baca juga:
ciri-ciri luka lambung)
Satu lagi bahan tradisional ampuh yang bisa membantu agar muntaber
cepat sembuh, yakni daun jambu biji bersama dengan teh hijau. Kombinasi
ini begitu pas dijadikan sebagai obat muntaber paling alami. Anda hanya
butuh menyediakan daun teh hijau dan jambu biji 7 lembar masing-masing.
Tidak ketinggalan, Anda juga memerlukan pisang biji 1 buah saja.
Semua bahan kemudian dapat ditumbuk hingga benar-benar lembut, barulah
air bisa ditambahkan ke hasil tumbukan tadi. Aduk-aduklah dulu dan
tunggu hingga tumbukan halus tadi mengendap. Airnya kemudian bisa
dikonsumsi, tanpa ampasnya. Meminumnya sehari 3 kali setiap hari akan
memulihkan tubuh secara lebih cepat.
Walau diketahui adanya
efek samping bawang putih, tetap saja bumbu dapur ini memiliki segudang manfaat yang tak dapat dipungkiri. Bukan hanya bagus sebagai
obat hipertensi alami maupun penurun
gejala kolesterol, bawah putih juga bisa diramu sebagai obat muntaber. Baik untuk manula maupun anak-anak, bawang putih ini aman.
Pada umumnya, kesembuhan muntaber terjadi sesudah lewat 4 jam dari
setelah diobati dengan menggunakan bawang putih ini. Cukup siapkan
beberapa rimpang bawang putih, tumbuklah semuanya sampai lembut dan
taburi garam secukupnya. Seduhlah dengan air panas lalu baru diminum
sesudah airnya lumayan dingin atau telah hangat. Namun untuk
berjaga-jaga, ketahui pula adanya
bahaya bawang putih mentah.
(Baca juga:
cara mengatasi keracunan obat)
Bagi yang pernah mengalami keracunan, air kelapa adalah bahan alami
yang dipercaya mampu menyembuhkan. Tapi kegunaannya bukan hanya itu
saja, bahkan muntaber pun bisa diobati dengan baik, entah itu
penderitanya anak-anak atau orang dewasa sekalipun. Metode pengobatan
dengan konsumsi air kelapa murni yang berasal dari buahnya akan lebih
afdol.
Tapi ingat, ini bukan minuman pelega dahaga seperti yang biasanya
Anda nikmati di pantai dengan menambahkan es batu dan gula. Bila
dijadikan obat muntaber, maka mengonsumsi air kelapa ini jelas tanpa es
batu dan gula. Tak usah juga dipindah ke dalam gelas, langsung minum
dari buahnya sehingga racun-racun penyebab muntaber bisa dilawan.
- Pemberian ASI (Khusus bagi Penderita Bayi)
Bayi pun memiliki kemungkinan cukup besar dalam mengidap muntaber dan
untuk menanganinya, ASI adalah yang paling penting. Bagi para ibu,
jangan panik dan takut karena ASI adalah cairan yang aman untuk tetap
diberikan kepada buah hati Anda. Justru di dalam ASI terdapat kandungan
elektrolit sehingga dapat mendukung pencegahan dehidrasi pada si kecil.
Kalaupun bayi Anda sudah tidak minum ASI dan sudah mengonsumsi susu
formula, pastikan bawa susu formula yang diminum adalah yang tidak
berkandungan laktosa. Laktosa bukanlah senyawa yang baik bagi yang
sedang menderita diare, apalagi muntaber. Susu formula yang berkandungan
laktosa dapat meningkatkan potensi kondisi diare makin buruk, maka
jauhkan susu tersebut dan gantilah dengan yang tidak berlaktosa.
(Baca juga:
bahaya akibat terlalu banyak minum air putih)
- Tidak Memberikan Air Putih
Dehidrasi dan kekurangan cairan selalu identik dengan kurangnya minum
air putih, tapi ternyata air putih bukan penyelamat yang tepat. Bagi
balita dan juga anak-anak yang diketahui mengidap gejala muntaber,
jangan coba-coba mengganti cairan yang sudah hilang menggunakan air
putih. Bila Anda berpikir bahwa air putih adalah ide yang baik, justru
ini merupakan hal yang tidak disarankan.
Bahkan anak-anak pun tidak diperbolehkan untuk meminum minuman ringan
selama menderita muntaber. Sebisa mungkin, jauhi dulu minuman ringan
dan bahkan air putih. Ini karena air putih biasa tak ada kandungan garam
dan nutrisi lainnya sehingga dianggap tidak cukup untuk menggantikan
hilangnya cairan dari tubuh. Sementara itu, khusus untuk minuman ringan
juga tidak dianjurkan sebab di dalamnya sangat tinggi kandungan gulanya
sehingga berpotensi makin membuat perut anak lebih teriritasi.
Banyak orang yang kemungkinan enggan untuk repot-repot mencari bahan
alami dalam mengatasi muntaber. Alangkah praktisnya bila bisa langsung
ke dokter dan mendapatkan obat untuk dikonsumsi segera. Untuk mengatasi
muntaber, obat antibiotik adalah salah satu yang paling ampuh. Namun
ingat bahwa ada juga
bahaya antibiotik tanpa resep dokter, sehingga pastikan antibiotik tersebut sudah diresepkan oleh dokter kepercayaan Anda.
Obat antibiotik yang biasanya diperlukan adalah yang jenisnya
metronidazol di mana ini biasanya dikombinasi bersama dengan trimetoprim
dan sulfametoksazol. Trogyl dan flagyl adalah yang bisa digunakan dari
golongan metronidazol, tapi ada juga yang lainnya. Yang jelas intinya
adalah obat metronidazol ada di dalam obat yang dikonsumsi penderita
muntaber.
Obat jenis generik pun bukan masalah, dengan aturan minum satu tablet
saja sehari 3 kali. Sementara itu, untuk golongan trimetoprim dan juga
sulfametoksazol, sanprima adalah yang bisa digunakan oleh penderita.
Untuk aturan pakainya, sanprima ini biasanya akan dianjurkan untuk
dikonsumsi 2 kali setiap harinya. Kedua golongan obat tidak boleh
diminum di waktu yang sama, tapi berikan rentang waktu antara 1 sampai 2
jam sebelum minum obat lainnya.
(Baca juga:
gangguan pencernaan)
Cara Mencegah Muntaber
Karena saking mudahnya menyebar dan menular, apalagi lewat air,
muntaber perlu dicegah sedini mungkin. Parahnya, jika salah satu anggota
keluarga menderita penyakit muntaber, maka penularan akan terjadi
secara cepat. Kita pun akan terkena dengan mudah kalau tak berhati-hati.
Pencegahan dapat dimulai dengan langkah-langkah di bawah ini:
- Tidak jajan makanan/minuman sembarangan. Awasi anak
Anda, bahkan Anda pun yang sudah dewasa perlu memerhatikan kebersihan
makanan. Tak hanya dari makanannya saja, lokasi di mana makanan atau
minuman itu dijual juga perlu diperhatikan, apakah sekelilingnya kotor
atau bersih. Makanan yang dijual didekat area tempat sampah tentu
bukanlah hal yang baik karena bakteri bisa dengan mudah menginvasi.
- Menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan hidup
yang terjamin bersih adalah lingkungan yang juga terjamin sehat, maka
sebisa mungkin jadikan tempat tinggal Anda nyaman dan bersih. Lingkungan
yang tak sehat mampu memicu beragam penyakit, dan salah satunya di sini
adalah muntaber. Contoh tindakan menjaga kebersihan lingkungan di sini
adalah membersihkan sampah yang kiranya menyumbat saluran air. Pakai
juga pembersih lantai untuk membersihkan toilet.
- Mencuci tangan. Kebiasaan ini tak hanya perlu
diterapkan bagi anak-anak, orang dewasa pun juga perlu rajin mencuci
tangan, apalagi sebelum makan. Mencuci tangan pun jangan hanya sekadar
menggunakan air mengalir dari keran. Gunakan sabun antiseptik untuk
membunuh kuman yang bersarang di tangan kita.
(Baca juga:
cara mencuci tangan yang benar dan steril)
Muntaber cukup mengancam bila tak ditanggapi dan ditangani secara
cepat dan tepat. Menjaga kebersihan adalah kunci agar kita terhindar
dari bakteri pemicu muntaber. Mematikan bakteri caranya adalah dengan
rajin-rajin membersihkan diri dan lingkungan serta selektif dalam
membeli makanan maupun minuman. Segera ke dokter apabila mengalami
ketidakberesan pada tubuh Anda seperti gejala muntaber yang telah diulas
sebelumnya.